Makna Huruf #12 : Rubba (رب)

Makna Huruf


Kerumitan dalam memahami kandungan Al-quran dan Hadist tidak terlepas dari kompleksitas bahasa arab itu sendiri, apalagi kalimat huruf dengan variasi maknanya yang beragam. Huruf ma'ani dalam ilmu nahwu (gramatika bahasa Arab) memberikan arti ketika dikombinasikan dengan isim (kata benda) atau fi'il (kata kerja). Oleh karena itu, untuk mendalami makna al-quran, hadits atau teks Arab klasik seperti syair jahiliah sangat perlu mendalami makna huruf-huruf ma'ani. 


Padaa rtikel kali ini penulis akan membahas arti atau faedah kalimat huruf Rubba (رب)  menurut referensi dari kitab-kitab nahwu atau ushul fikih.

Penguraian makna Rubba (رب) 

Rubba (رب)  menunjukkan salah satu dari dua makna; Taktsir (banyak) dan Taqlil (sedikit) yang ditentukan oleh qarinah (indikasi).

Contoh Taktsir ;

  ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين (الحجر:2)

“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan,Kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim”

Contoh taqlil;

ألا رب مولود وليس له أب # وذي ولد لم يلدة أبوان

"Ingat, sedikit anak yang terlahir tanpa bapak, Dan anak yang tidak dilahirkan kedua orang tuanya”

Yang dimaksud dalam syair diatas adalah Nabi Isa A. S dan Adam A. S.

Variasi Penulisan dan Bacaan Rubba (رب) 

Berikut beberapa penulisan Rubba (رب) dalam bahasa arab :
  • Rubba (رب)  juga ditulis dengan tambahan(ziayadah)" ta taknis* (ة) dan tambahan "ma" (ما) kaffah untuk taukid (pengukuhan), seperti berikut : ربة, ربما, ربتما
  • Terkadang Rubba (رب)  di thakhfif (disebutkan tanpa tasydid) ; Ruba (رب) , seperti contoh ayat diatas.


Status Beramal Rubba (رب) 

  • Rubba (رب) tidak beramal jika setelahnya terdapat tambahan "ma" (ما) kaffah seperti contoh diatas. 

Disebutkan dalam Afliyah ;
وزيد بعد رُبٍّ والكاف فكفّ *** وقد يليهما وجرّ لم يكف

“Dan sesudah رب dan كاف ditambakan ما, maka ما tersebut mencegahnya dari beramal. Dan terkadang ما mengiringi keduanya, tetapi tetap menjar-kan dan tidak mencegahnya dari beramal.”

  • Terkadang Rubba (رب) dibuang dan amalnya masih tetap ada, biasanya setelah wawu (و) yang dinamakan wawu rubba, dan jarang setelah فاء dan بل . 
Disebutkan dalam Afliyah ;
وَحُذِفَتْ رُبَّ فَجَرَّتْ بَعْدَ بَلْ *** وَالْفَا وَبَعْدَ الْوَاوِ شَاعَ ذَا الْعَمَلْ
“ Rubba (رب)  terkadang dibuang sesudah بل dan فاء, tetapi masih tetap menjar-kan, dan sesudah واو yang pemakaiannya ter- masyhur.”


Demikianlah pendalaman arti dari kalimat Rubba (رب) yang kami kumpulkan dari kitab ilmu nahwu dan Ushul Fiqh. Semoga bermanfaat! 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.