Cara Mengatasi Was-was Ala Ibnu Hajar al-Haitamy
Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitab al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah Juz 1 Hal. 149-150 (cet. Darul Fikri, Beirut)
menuliskan bahwa beliau pernah ditanyakan tentang obat Was-was,berikut teks
matan dan maknanya :
(وَسُئِلَ) -
نَفَعَ اللَّهُ بِهِ - عَنْ دَاءِ الْوَسْوَسَةِ هَلْ لَهُ دَوَاءٌ؟
Ibnu Hajar al-Haitamy rhm ditanyakan mengenai penyakit
was-was, semoga allah memberi mamfaat dengannya,”apakah ada obat untuk penyakit
was-was ? “
Dibawah ini
telah rangkum jawaban syaikh Ibnu Hajar al-haitamy dengan sedemikian rupa untuk
memudahkan bagi para pembaca.Tips menghilangkan was-was ala Ibnu Hajar
al-Haitamy.
1.TIDAK PEDULI
SECARA KESELURUHAN MESKIPUN DALAM DIRINYA MUNCUL KERAGUAN
(فَأَجَابَ)
بِقَوْلِهِ: لَهُ دَوَاءٌ نَافِعٌ وَهُوَ الْإِعْرَاضُ عَنْهَا جُمْلَةً
كَافِيَةً. وَإِنْ كَانَ فِي النَّفْسِ مِنْ
التَّرَدُّدِ مَا كَانَ - فَإِنَّهُ مَتَى لَمْ يَلْتَفِتْ لِذَلِكَ لَمْ يَثْبُتْ
بَلْ يَذْهَبُ بَعْدَ زَمَنٍ قَلِيلٍ كَمَا جَرَّبَ ذَلِكَ الْمُوَفَّقُونَ،
وَأَمَّا مَنْ أَصْغَى إلَيْهَا وَعَمِلَ بِقَضِيَّتِهَا فَإِنَّهَا لَا تَزَالُ
تَزْدَادُ بِهِ حَتَّى تُخْرِجَهُ إلَى حَيِّزِ الْمَجَانِينِ بَلْ وَأَقْبَحَ
مِنْهُمْ، كَمَا شَاهَدْنَاهُ فِي كَثِيرِينَ مِمَّنْ اُبْتُلُوا بِهَا
وَأَصْغَوْا إلَيْهَا وَإِلَى شَيْطَانِهَا الَّذِي جَاءَ التَّنْبِيهُ عَلَيْهِ
مِنْهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِقَوْلِهِ: «اتَّقُوا وَسْوَاسَ
الْمَاءِ الَّذِي يُقَالُ لَهُ الْوَلْهَانُ» أَيْ: لِمَا فِيهِ مِنْ شِدَّةِ
اللَّهْوِ وَالْمُبَالَغَةِ فِيهِ كَمَا بَيَّنْت ذَلِكَ وَمَا يَتَعَلَّقُ بِهِ
فِي شَرْحِ مِشْكَاةِ الْأَنْوَارِ، وَجَاءَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مَا يُؤَيِّدُ مَا
ذَكَرْته وَهُوَ أَنَّ مَنْ اُبْتُلِيَ بِالْوَسْوَسَةِ فَلْيَعْتَقِدْ بِاَللَّهِ
وَلْيَنْتَهِ. فَتَأَمَّلْ هَذَا الدَّوَاءَ النَّافِعَ
الَّذِي عَلَّمَهُ مَنْ لَا يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى لِأُمَّتِهِ.
Ibnu Hajar al-Haitamy menjawab :
Ada
obat yang mujarab untuk penyakit ini, yaitu tidak peduli secara keseluruhan,
meskipun dalam dirinya muncul keraguan.Karena jika dia tidak perhatikan
keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi dengan sendiri
dalam waktu yang tidak lama. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka
yang mendapat taufiq. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul
dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus
bertambah, sampai menyebabkan dirinya sepertiorang gila, bahkan lebih parah
dari orang gila. Sebagaimana yang pernah kami lihat pada banyak orang yang
mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya
dan ajakan setannya. Padahal sabda Nabi SAW telah memberitahu kita :
“Takutlah was-was air yang dipanggil dengan walhan.”
Disebut walhan, karena sangat bermain-main sebagaimana telah
aku jelaskannya dan yang berkaitan dengannya dalam kitab Syarh Misykah
al-Anwar. Telah disebut dalam kitab Shahihaini yang mendukung apa yang telah
aku sebutkan barusan ini, yakni :
“Barangsiapa yang diuji dengan was-was, maka berpegang
teguhlah kepada Allah dan hentikan was-was itu.”
Maka renungkanlah obat yang mujarab ini yang telah diajarkan oleh nabi
yang tidak menuturkan sesuatu kepada umatnya menurut hawa nafsunya.
2.MEMBACA آمَنْت
بِاَللَّهِ وَبِرُسُلِهَ 3X
وَاعْلَمْ أَنَّ مَنْ حُرِمَهُ فَقَدْ
حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ؛ لِأَنَّ الْوَسْوَسَةَ مِنْ الشَّيْطَانِ اتِّفَاقًا،
وَاللَّعِينُ لَا غَايَةَ لِمُرَادِهِ إلَّا إيقَاعُ الْمُؤْمِنِ فِي وَهْدَةِ
الضَّلَالِ وَالْحَيْرَةِ وَنَكَدِ الْعَيْشِ وَظُلْمَةِ النَّفْسِ وَضَجَرِهَا
إلَى أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ الْإِسْلَامِ. وَهُوَ لَا يَشْعُرُ أَنَّ الشَّيْطَانَ
لَكُمْ عَدُوٌّ فَاِتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
. وَجَاءَ فِي
طَرِيقٍ آخَرَ فِيمَنْ اُبْتُلِيَ بِالْوَسْوَسَةِ فَلْيَقُلْ: آمَنْت بِاَللَّهِ
وَبِرُسُلِهِ. وَلَا شَكَّ أَنَّ مَنْ اسْتَحْضَرَ طَرَائِقَ رُسُلِ اللَّهِ
سِيَّمَا نَبِيُّنَا - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَجَدَ طَرِيقَتَهُ
وَشَرِيعَتَهُ سَهْلَةً وَاضِحَةً بَيْضَاءَ بَيِّنَةً سَهْلَةً لَا حَرَجَ فِيهَا
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ، وَمَنْ تَأَمَّلَ ذَلِكَ
وَآمَنَ بِهِ حَقَّ إيمَانِهِ ذَهَبَ عَنْهُ دَاءُ الْوَسْوَسَةِ وَالْإِصْغَاءِ
إلَى شَيْطَانِهَا.
وَفِي كِتَابِ ابْنِ السُّنِّيِّ مِنْ طَرِيقِ عَائِشَةَ: - رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا - «مَنْ بُلِيَ بِهَذَا الْوَسْوَاسِ فَلْيَقُلْ: آمَنَّا بِاَللَّهِ
وَبِرُسُلِهِ ثَلَاثًا، فَإِنَّ ذَلِكَ يُذْهِبُهُ عَنْهُ»
Ketahuilah, orang-orang yang telah
diharamkan was-was atasnya, maka diharamkan seluruh kebaikan atasnya. Karena
was-was disepakati datang dari syaithan dan syaithan terkutuk itu, tidak ada
ujung dari tujuannya kecuali menjatuhkan orang beriman dalam jurang kesesatan,
kebingungan, kesusahan hidup, kegelapan dan kebosanan jiwa sehingga mengeluarkannya
dari Islam. Sedangkan dia tidak tahu Allah telah berfiman :
“Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh
bagi kamu, maka jadikanlah dia itu sebagai musuh.”
Ada hadits dari jalur lain untuk orang
yang diuji dengan was-was, berbunyi maka hendaklah berkata :
آمَنْت
بِاَللَّهِ وَبِرُسُلِهَ
“Aku beriman dengan Allah dan Rasul-Nya”.
Tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang
yang menghadirkan jalan para Rasul Allah , lebih-lebih Nabi kita SAW dan
bersungguh-sungguh dengan jalannya dan syari’atnya dengan jalan mudah, terang,
bersih dan dengan dalil yang mudah, maka tidak ada kesulitan padanya. Allah
berfiman :
“Tidak dijadikan atasmu kesulitan dalam
agama.”
Maka barangsiapa yang merenung ini dan
mengimaninya dengan sebenar-benar iman, maka pasti hilang darinya penyakit
was-was dan mendengarkan bisikan syaithan.
Dalam kitab Ibn
al-Sina dari jalur ‘Aisyah r.a. disebutkan : “Barangsiapa yang diuji dengan was-was
ini, maka hendaknya mengatakan, “Amannaa billah wa birusulihi” sebanyak tiga
kali maka demikian itu akan menghilangkan was-was darinya”.
3.MEYAKINI
WAS-WAS ADALAH GODAAN SETAN YANG DATANG DARI IBLIS DAN DIA SEDANG MELAWN IBLIS.
وَذَكَرَ
الْعِزُّ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ وَغَيْرُهُ نَحْوَ مَا قَدَّمْته فَقَالُوا:
دَوَاءُ الْوَسْوَسَةِ أَنْ
يَعْتَقِدَ أَنَّ ذَلِكَ خَاطِرٌ شَيْطَانِيٌّ، وَأَنَّ إبْلِيسَ
هُوَ الَّذِي أَوْرَدَهُ عَلَيْهِ وَأَنَّهُ يُقَاتِلُهُ، فَيَكُونُ لَهُ ثَوَابُ
الْمُجَاهِدِ؛ لِأَنَّهُ يُحَارِبُ عَدُوَّ اللَّهِ، فَإِذَا اسْتَشْعَرَ ذَلِكَ
فَرَّ عَنْهُ، وَأَنَّهُ مِمَّا اُبْتُلِيَ بِهِ نَوْعُ الْإِنْسَانِ مِنْ أَوَّلِ
الزَّمَانِ وَسَلَّطَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ مِحْنَةً لَهُ؛ لِيُحِقَّ اللَّهُ
الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ.
Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya juga menjelaskan
sebagaimana yang telah aku sebutkan. Mereka menyatakan, “Obat penyakit was-was:
hendaknya dia meyakini bahwa hal itu adalah godaan setan, dan dia yakin bahwa
yang mendatangkan itu adalah iblis, dan dia sedang melawan iblis. Sehingga dia
mendapatkan pahala orang yang berjihad. Karena dia sedang memerangi musuh
Allah. Jika dia merasa ada keraguan, dia akan segera menghindarinya dan
hendaknya meyakini pula bahwa was-was itu termasuk ujian bagi golongan manusia
mulai dari awal zaman dan Allah menjadikan was-was itu menjadi cobaan bagi
manusia, sehingga Allah membenarkan yang haq dan membatalkan yang batil, meski
orang-orang kafir membencinya.
3.TA’AWWUZ
(BERLINDUNG KEPAD ALLAH) DAN MELUDAH KE ARAH KIRI TIGA KALI
وَفِي مُسْلِمٍ مِنْ طَرِيقِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ أَنَّهُ قَالَ
حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي فَقَالَ: ذَلِكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ
لَهُ خَنْزَبٌ، فَتَعَوَّذْ بِاَللَّهِ مِنْهُ وَاتْفُلْ عَنْ يَسَارِك ثَلَاثًا، فَفَعَلْت
فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ عَنِّي. وَفِي رِسَالَةِ الْقُشَيْرِيِّ عَنْ
أَحْمَدَ بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: ضَاقَ صَدْرِي لَيْلَةً لِكَثْرَةِ مَا صَبَبْت مِنْ
الْمَاءِ، وَلَمْ يَسْكُنْ قَلْبِي فَقُلْت: يَا رَبِّ عَفْوَك، فَسَمِعْت
هَاتِفًا يَقُولُ: الْعَفْوُ فِي الْعِلْمِ؛ فَزَالَ ذَلِكَ عَنِّي اهـ.
Dalam Shahih
Muslim dari jalur Usman bin Abi al-‘Ash, beliau berkata : “Syaithan telah
menyusahkanku di antara shalat dan bacaanku. Lalu Rasulullah SAW bersabda :
“Itu adalah Syaithan yang bernama Khanzab, berlindunglah kepada Allah darinya
dan ludahilah di sebelah kirimu tiga kali”. Kemudian aku lakukan perintah
Rasulullah tersebut, Allahpun menghilangkannya dariku. Dalam Risalah
al-Qusyairi dari Ahmad bin ‘Itha’ mengatakan, sesak dadaku pada suatu malam
karena banyak minum air dan hatikupun tidak tenang, maka aku mengatakan : “Ya
Rabbi ‘afwaka”. Kemudian aku mendengar bisikan : “Maaf dalam ilmu”. Lalu
hilanglah sesak dada itu dariku.
وَبِهِ تَعْلَمُ صِحَّةَ مَا قَدَّمْته أَنَّ الْوَسْوَسَةَ لَا تُسَلَّطُ
إلَّا عَلَى مَنْ اسْتَحْكَمَ عَلَيْهِ الْجَهْلُ وَالْخَبَلُ وَصَارَ لَا
تَمْيِيزَ لَهُ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ عَلَى حَقِيقَةِ الْعِلْمِ وَالْعَقْلِ
فَإِنَّهُ لَا يَخْرُجُ عَنْ الِاتِّبَاعِ وَلَا يَمِيلُ إلَى الِابْتِدَاعِ. وَأَقْبَحُ الْمُبْتَدِعِينَ الْمُوَسْوَسُونَ وَمِنْ ثَمَّ قَالَ مَالِكٌ -
رَحِمَهُ اللَّهُ - عَنْ شَيْخِهِ رَبِيعَةَ - إمَامِ أَهْلِ زَمَنِهِ -: كَانَ
رَبِيعَةُ أَسْرَعَ النَّاسِ فِي أَمْرَيْنِ فِي الِاسْتِبْرَاءِ وَالْوُضُوءِ،
حَتَّى لَوْ كَانَ غَيْرَهُ - قُلْت: مَا فَعَلَ. وَكَانَ ابْنُ هُرْمُزَ بَطِيءَ
الِاسْتِبْرَاءِ وَالْوُضُوءِ، وَيَقُولُ: مُبْتَلًى لَا تَقْتَدُوا بِي.
Dari penjelasan di atas, diketahui
shahih apa yang telah aku jelaskan sebelumnya bahwa was-was itu tidak terjadi
kecuali atas orang-orang yang menetap kebodohan dan kegilaan padanya, sehingga
dia tidak dapat membedakan lagi. Adapun orang-orang yang berada dalam hakikat
ilmu dan akal, maka dia tidak akan keluar dari ittiba’ dan tidak cenderung
kepada mengikuti bid’ah. Seburuk-buruk pelaku bid’ah adalah orang-orang yang
was-was. Karena itu, Imam Malik rhm mengisahkan tentang gurunya, Rabi’ah - Imam
manusia pada zamannya – bahwa Rabi’ah secepat-cepat manusia dalam dua hal,
yakni istibra’ dan berwudhu’. Sehingga seandainya dia itu orang lain, pasti aku
katakan, “Apa yang dia lakukan itu?”. Adalah Ibn Hurmuz orang yang terlambat
dalam hal istibra’ dan wudhu’, Malik mengatakan, :Orang di uji dengan was-was
jangan mengikuti aku.”
4.MENGUCAPKAN لَا إلَهَ
إلَّا اللَّهُ
وَنَقَلَ النَّوَوِيُّ - رَحِمَهُ اللَّهُ - عَنْ بَعْضِ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ
يُسْتَحَبُّ لِمَنْ بُلِيَ بِالْوَسْوَسَةِ فِي الْوُضُوءِ، أَوْ الصَّلَاةِ أَنْ
يَقُولَ: لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ إذَا سَمِعَ الذِّكْرَ
خَنَسَ؛ أَيْ: تَأَخَّرَ وَبَعُدَ، وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ - رَأْسُ الذِّكْرِ
وَلِذَلِكَ اخْتَارَ صَفْوَةُ هَذِهِ الْأُمَّةِ - مِنْ أَصْحَابِ التَّرْبِيَةِ
وَتَأْدِيبِ الْمُرِيدِ - قَوْلَ (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) لِأَهْلِ الْخَلْوَةِ،
وَأَمَرُوهُمْ بِالْمُدَاوَمَةِ عَلَيْهَا، وَقَالُوا: أَنْفَعُ عِلَاجٍ فِي
دَفْعِ الْوَسْوَسَةِ الْإِقْبَالُ عَلَى ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى وَالْإِكْثَارُ
مِنْهُ.
Al-Nawawi rhm
telah mengutip dari sebagian ulama dianjurkan bagi orang-orang yang diuji
dengan penyakit was-was pada wudhu’ atau shalat mengatakan, “Laa ilaha
illallaha”, sesungguhnya syaithan apabila mendengar zikir, dia mundur dan
menjauh. Sedangkan “Laa ilaha illallaha” ini adalah rais zikir (zikir utama).
Karena itulah kalimat tauhid tersebut dipilih oleh ahli sufi ini umat
(pembimbing dan pemberi adab kepada murid) untuk ahli khalwat dan memerintahkan
mereka selalu membacanya. Para ahli sufi mengatakan, obat yang sangat
bermanfaat untuk menolak was-was adalah melakukan zikir kepada Allah Ta’ala dan
memperbanyaknya.
5.BUAT HATI ANDA MERASA GEMBIRA
وَقَالَ ابْنُ أَبِي الْحَوَارِيِّ بِكَسْرِ الرَّاءِ وَفَتْحِهَا شَكَوْت
إلَى الدَّارَانِيِّ الْوَسْوَسَةَ فَقَالَ: إذَا أَرَدْت قَطْعَهُ فَمَتَى
أَحْسَسْت بِهِ فَافْرَحْ فَإِذَا فَرِحْت انْقَطَعَ عَنْك فَإِنَّهُ لَيْسَ
شَيْءٌ أَبْغَضَ إلَى الشَّيْطَانِ مِنْ سُرُورِ الْمُؤْمِنِ، قَالَ بَعْضُهُمْ:
وَيُؤَيِّدُ هَذَا مَا ذُكِرَ عَنْ بَعْضِ الْأَئِمَّةِ أَنَّهُ إنَّمَا يُبْتَلَى
بِهِ مَنْ كَمُلَ إيمَانُهُ؛ فَإِنَّ اللِّصَّ لَا يَسْرِقُ مِنْ بَيْتِ لِصٍّ
مِثْلِهِ اهـ. وَهَذَا إنْ سَلِمَ فَهُوَ فِي
الْوَسْوَاسِ فِي الْعَقَائِدِ؛ لِمَا فِي الْحَدِيثِ أَنَّهُ مَحْضُ الْإِيمَانِ. عَلَى أَنَّ الْإِمَامَ ابْنَ عَرَفَةَ قَالَ إنَّمَا
يُبْتَلَى بِهِ فِي الدِّينِ مَنْ أَخَذَهُ تَقْلِيدًا دُونَ مَنْ عَرَفَ
بَرَاهِينَهُ؛ لِأَنَّ الْوَسْوَاسَ شَكٌّ وَهُوَ لَا يَجْتَمِعُ مَعَ
الِاعْتِقَادِ الْجَازِمِ الْمُسْتَنِدِ إلَى دَلِيلٍ لِكَوْنِهِ ضِدَّهُ.
Ibnu Abi al-Hawari mengatakan, aku
pernah mengadu kepada al-Darani mengenai was-was, beliau menjawab, apabila
engkau berkeinginan untuk memutusnya, kapan engkau merasakannya, maka
bergembiralah dan apabila engkau bergembira, maka was-was itu telah hilang darimu.
Sesungguhnya tidak ada yang sangat dibenci Syaithan melebihi dari kegembiraan
orang beriman. Sebagian ulama mengatakan, menguatkan ini oleh apa yang telah
disebutkan dari sebagian al-imam bahwa sesungguhnya hanya yang diuji dengan
was-was adalah orang-orang yang sempurna imannya. Sesunggguhnya pencuri tidak
mencuri dari rumah pencuri yang sama dengannya. Ini seandainya benar, maka adalah pada was-was dalam bidang
akidah, karena dalam hadits, hal tersebut merupakan semata-mata iman.
Lebih-lebih lagi sesungguhnya Imam Ibn ‘Arfah mengatakan, sesungguhnya yang
diuji dengan was-was dalam agama hanyalah orang-orang yang mengambil agama
dengan jalan taqlid, bukan orang orang yang mengenal dalil-dalilnya, karena
was-was adalah ragu-ragu, sedangkan ragu-ragu tidak berhimpun bersama i’tiqad
yang pasti yang disandarkan kepada kepada dalil, karena was-was adalah
lawannya.
6.MEMBACA DOA BERIKUT
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْخَلَّاقِ إِنْ
يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
***
وَقَالَ الْعَارِفُ أَبُو الْحَسَنِ الشَّاذِلِيُّ: إذَا
كَثُرَ عَلَيْك الْوَسْوَاسُ فَقُلْ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْخَلَّاقِ إِنْ يَشَأْ
يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ أَذْهَبَ اللَّهُ عَنَّا سَائِرَ الْمَضَارِّ
وَالْمَخَاوِفِ وَالْفِتَنِ، وَأَنَا لَنَا كُلَّ خُلُقٍ حَسَنٍ،
وَجَعَلَنَا مِنْ أَهْلِ وِلَايَةِ أَهْلِ النِّعَمِ وَالْمِنَنِ إنَّهُ عَلَى مَا
يَشَاءُ قَدِيرٌ وَبِالْإِجَابَةِ جَدِيرٌ.
Al-‘Aarif
Abu Hasan al-Syazili mengatakan, seandai atasmu banyak was-was, maka katakanlah
:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْخَلَّاقِ إِنْ
يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
Maka
Allah akan menghilangkan dari kita semua mudharat, ketakutan dan fitnah. Semoga
Allah melimpahkan bagi kita akhlaq yang baik dan menjadikan kita termasuk ahli
wilayah ahli nikmat dan anugerah. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas yang
dikehendak-Nya dan sebaik-baik pengabul doa.
Post a Comment