Hukum Dan Fadhilah Merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw

Dalam hal ini imam Syafi’i pernah mengatakan :
“Apa-apa yang baru(yang belum ada tau di lakukan di masa nabi SAW) dan
bertentangan dengan kitabullah,sunnah,ijmak,atau sumber yang lain yang di
jadikan pegangan,adalah bid’ah yang sesat.adapun suatu kebaikan yang baru dan
tidak bertentangan dengan yang telah disebutkan adalah bid’ah terpuji”
Memperingati maulid rasul berarti menghidupkan kembali ingatan tentang rasulullah dan menambah rasa cinta kita kepada beliau dengan mengenag kembali kisah kelahiran,perjuangan hingga wafat beliau kembali ke rahmatullah,ini merupakan suatu yang di anjurkan oleh rasul sendiri.dalam sebuah hadis rasul bersabda :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa cinta kepada
ku,dia akan bersama ku dalam surga”
Apalagi kalau
diisi dengan membaca BAZANJI (kitab yang berisi kisah kelahiran hingga wafat
rasul, puji-pujian dan juga shalawat),zikir dan shalawat kepda nabi SAW.
Firman allah : “sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-nya
bershalawat untuk nabi…(QS.33:56)”
Jika memang semua
bid’ah itu sesat berarti para sahabat rasul telah melakukan kesesatan, karena
telah melakukan bid’ah.seperti
pengumpulan dan penulisan Al-Quran yang dilakukan Abu Bakar,Umar,Zaid karena
khawatir hilang dengan wafatnya para sahabat penghafal Al-Quran.begitu juga
yang di lakukan Umar ketika
mengumpulkan orang yang shalat tarawih untuk mengikuti satu imam,bahkan beliau
mengatakan, “sebaik-baik bid’ah adalah
ini”.sungguh tidak mungkin jika sahabat rasul melakukan kesesatan sedangkan
rasul menyuruh kita untuk mengikuti mereka.rasul bersabda :
“maka,hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku
dan sunnah para khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku.gigit
(pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham (HR.Tarmizi no.2676,Abu Daud no.4607,Ahmad no.4/126-127.Dll)”
Dalil Bid'ah Hasanah
Dalil Bid'ah Hasanah
Rasulullah bersabda :
“Barang siapa yang memulai sebuah perkara baik yang
baru dalam islam maka ia akan mendapat pahala dari perbuatan baiknya tersebut
dan juga mendapat pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya,tanpa
berkurang pahala mereka sedikit pun (HR.Muslim
dalam kitab sahihnya)”
Sebenarnya rasul
telah mengisyaratkan tentang boleh memperingati hari kelahirannya,sebab rasul
sendiri juga memperingatinya namun dengan cara yang berbeda yaitu dengan
melakukan puasa,sebagaimana dalam sebuah hadist :
“Sesungguhnya Rosulullah saw ditanya
seorang sahabat tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab, sebab di hari
Senin itu hari kelahiranku, dan wahyu diturunkan kepadaku”. ( HR. Muslim).
Anjuran untuk
merayakan maulid juga telah diisyaratkan allah adalam Al-Quran ;
Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad)
memulyakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al A’rof :157)
Termasuk orang-orang yang
memulyakan (dalam ayat ini) adalah orang-orang yang memperingati Maulid Nabi
SAW, yang membaca Barzanji, Marhaban, Burdah, syair-syair dan qosidah-qosidah
dan pengajian-pengajian, kalau dimaksudkan untuk memulyakan Nabi, maka akan
mendapat pahala yang banyak dan akan beruntung.
Jelaslah bahwa merayakan maulid merupakan bida’h hasanah (bagus/baik) dan di sunnahkan dalam islam dan diberi pahala bagi yang melakukannya.
Fadhilah Maulid
Disebutkan dalam
kitab I’anatut thalibin seorang
ulama yang bernama Sara-Suqthi mengatakan
“Siapa saja yang menuju suatu tempat yang
di bacakan kisah maulid(kelahiran) nabi,maka sungguh ia telah menuju sebuah
taman surga.Sebab ia menuju tempat tersebut karena rasa cintanya kepada nabi”
Rasulullah bersabda : “Barang
siapa cinta kepada ku,dia akan bersama ku dalam surga”
Dalam sebuah hadist
disebutkan:
وذكر
السهيلي أن العباس بن عبد المطلب رضي الله عنه قال : لما مات أبو لهب رأيته في منامي
بعد حول في شر حال فقال ما لقيت
بعدكم
راحة الا أن العذاب يخفف عني كل يوم اثنين قال وذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم ولد
يوم الإثنين وكانت ثويبة بشرت أبا
لهب
بمولده فاعتقها
As-Suhaeli telah menyebutkan” bahawa Abbas bin Abdul
mutholibmelihat abu lahab dalam mimpinya,dan Abbas bertanya
padanya,"Bagaimana keadaanmu? Abu lahab menjawab, di neraka, cuma setiap
senin siksaku diringankan karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena
gembiraku atas kelahiran Rasul saw."(shahih
bukhari hadits no.4813, sunan Baihaqi al-kubra hadits no.13701, syi’bul Iman
no.281, fathul Baari al-Masyhur juz 11 hal431)
Kaum muslimin
yang dirahmati allah,jika Abu Lahab yang telah dipastikan allah dalam Al-Quran
sebagai penghuni neraka diberi keringanan azab oleh allah setiap hari senin
karena gembira dengan kelahiran rasulullah apalagi kita yang hidup sebagai umat
islam dan beriman kepada allah dan rasulnya.
Dalam sebuah
hikayah diceritakan pada zaman Amirul
mukminin Harun Arrasyid hidup seorang pemuda di kota Basra (kota terbesar kedua di irak) yang selalu berpoya-poya,para
penduduk kota melihatnya dengan pandangan yang hina karena perbuatannya yang
buruk tetapi apabila telah sampai bulan Rabiul
Awal pemuda tersebut membersihkan pakaiannya,menghias diri,memakai
wangi-wangian dan mengadakan sebuah pesta dan mengundang orang-orang untuk
membacakan kisah maulid nabi Muhammad saw.dan ia terus melakukannya dalam waktu
yang lama.sehingga manakala ia telah wafat terdengarlah seruan,”Wahai penduduk
Basrah,hadirilah dan saksikanlah janazah salah seorang wali allah karena ia muliya
disisi ku”.maka berkumpullah penduduk Basrah untuk melihat janazahnya dan
menguburkannya.beberapa saat kemudian seseorang melihatnya dalam mimpi dengan
pakaian sutra yang sangat mewah kemudian ditanyakan pekapadanya,”dengan apa
engkau dapatkan kelebihan ini..?”,ia menjawab,”dengan
mentakzim(memuliakan/mengagungkan) hari kelahiran nabi”.
Hanya
sekian,semoga bermamfaat.Wallahu A’lam.Wassalam.
Referensi : 1.Kitab I’anatut
thalibin jild :3 hal :363-365 cet.toha putra
Post a Comment